Peran Orang Tua Menghadapi Peer Pressure pada Anak

Saat ini keadaan sosial cukup memprihatikan. Terlihat bahwa, banyak sekali permasalahan yang terjadi pada lingkungan sekitar. Salah satu bentuk dari masalah sosial yang perlu mendapat perhatian lebih, ialah mengenai kenalan remaja. Menurunnya moralitas para remaja sering kali memperburuk keadaan sekitar.

Baru-baru ini sedang ramai perbincangan terkait pelajar yang menendang seorang wanita paruh baya. Kapolres Tapsel, Sumatera Selatan membenarkan kejadian tersebut pada Sabtu (19/11/2022). Tertulis bahwa pelaku dari kejadian tersebut merupakan pelajar SMK di kelas 11 dan 12. Melansir berita lainnya pada Senin (03/10/2022) di Bitung terdapat sembilan pelajar yang tertangkap sedang melakukan pesta minuman keras di kelas.

Dari berbagai kenakalan yang terjadi pada setiap remaja, tentunya terdapat faktor yang menjadi pemicu terjadinya permasalahan tersebut, di antaranya minimnya perhatian dari orang tua, lingkungan yang kurang mendukung, teman bergaul, dan keadaan ekonomi (Een et al., 2020).

Salah satu hal penting bagi setiap orang yaitu mengenai persoalan dalam memilih teman. Terdapat pernyataan dari seorang dokter bahwasanya kegiatan merokok, minum alkohol, pacaran, dan lain sebagainya dapat dengan mudah dilakukan oleh remaja karena teman-teman lain melakukannya (Nurhayati, 2018).

Seorang anak seringkali memiliki kecenderungan pada temannya. Tidak jarang pula, bagi beberapa anak, kedekatan dengan teman lebih daripada saudaranya. Namun seiring bertambahnya usia, terkadang teman memberikan tekanan bagi pribadi seorang anak.

Untuk mendapat penerimaan, seorang anak atau remaja rela berperilaku yang bertentangan dengan karakternya. Hal itu dilakukan agar tidak dikucilkan atau ditolak oleh teman sekitarnya. Fenomena tersebut dinamakan peer pressure.

Peer pressure umumnya dipandang memberikan dampak negarif pada anak. Namun nyatanya, peer pressure tidak selalu buruk (Rizky, 2022). Ketika anak mulai bertindak kepada hal yang tidak wajar dan berbeda dari biasanya, bisa jadi karena peer pressure negatif. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan bagi orang tua pada anaknya terutama ketika beranjak remaja atau dewasa.

Baca Juga Protokol MOS Anak di Era New Normal
Dalam pandangan islam, ada anjuran agar setiap muslim selektif dalam memilih teman. Rasulullah SAW Bersabda: “Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat.”

Orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan pemahaman kepada seorang anak dalam menghadapi pergaulan supaya tidak mudah terpengaruh kepada kegiatan negatif. Seperti dalam QS. At-tahrim ayat 6 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”

Penanaman akhlak atau moral pada setiap anak menjadi hal yang penting untuk menentukan masa depannya. Pola asuh orang tua dapat mempengaruhi moral anak sejak dini oleh karenanya menjadi orang tua juga harus memiliki kesiapan ilmu dalam membina keluarga.

Membantu anak supaya dapat membedakan antara apa yang pantas dilakukan dan apa yang berbahaya untuk dilakukan. Tumbuhkan keimanan pada pribadi seorang anak agar selalu berbuat baik dan enggan berbuat kemaksiatan. Kemudian, mulailah membangun rasa percaya diri pada anak. Yakinkan bahwa, menjadi berbeda bukanlah hal yang buruk justru dengan berbeda menjadi hal yang unik pada diri sendiri.

Ingat juga untuk selalu membimbing anak agar berani berkata “tidak”. Misalnya, saat teman sebayanya mengajak untuk merokok. Tentu menolak ajakan teman bukanlah hal yang mudah, maka tuntunlah anak untuk berkata tidak atau diamkan saja. Luangkanlah waktu agar dapat mengobrol supaya anak tidak merasa kesepian ketika tertimpa masalah.

Dalam mendidik anak tidak pula pula mengajarkan untuk selalu bersyukur. ketika anak memiliki sifat bersyukur, dia tidak rentan untuk “ikut-ikutan” sehingga tidak mudah terkena peer pressure.

Seiring bertumbuhnya seorang anak memang terdapat tantangan tersendiri dalam mendidiknya. Maka perlu adanya binaan dari orang tua agar nantinya anak dapat menyesuaikan keadaan bersama teman sebaya. Peran sekolah juga tidak boleh lepas dari penanaman moral setiap siswanya supaya nantinya terlahirnya para penerus bangsa yang berkualitas akhlak dan ilmunya. Cara menghadapi Peer pressure pada anak adalah dengan memberi pengarahan mengenai pergaulannya sehingga pribadi anak tidak rentan terpengaruh pada lingkungan yang negatif.